Jika malam merayap, aku berbisik:
Surya… surya…
Begitu besarmu kalau malam lenyap pula
Tentu yang menelanmu lebih raya
Atau mungkin terlalu kecilnya aku
Sehingga malam tiba aku tak menjangkaumu
Sudah, biarlah, ada nikmat saat kau sembunyi
Ni'mat menabur benih lelap agar berbunga
Nikmat menghadang berkah agar tak kering
Semua berlalu dengan edarnya
Kalau siang menerang, kukan berdesis lagi :
Bulan… bulan…
Begitu nyaman redup anggunmu
Kalau siang beringsut juga
Tentu ada yang merindumu di seberang sana
Atau mungkin aku saja yang terlampau lemah
Hingga tak kuasa mengejarmu
Sudah, biarlah, ada hajat saat kau pamit
Kalau tidak, semua akan lena saja olehmu
Dan itu bukanlah pilihan jitu
Dalam istirahatmu orang takkan enggan berpeluh
Membangun rumah-rumah di relung cerahnya
Semua memang ada edarnya
Kau dan surya takan berjalan seiring
Seperti aku kini-sepi.
– PEMENTASAN “TANGIS” TEATER GANDRIK
9 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar