Karya Mas Emka Lahir dari Dunia Gemerlap

Kemarin Minggu (28/03) Mas Moammar Emka (penulis buku Jakarta Underconer Series) bersilaturrahim ke gedung widyaloka UB, dalam rangka ulang tahun LPM Techno (Pertanian) di UB. Eh, Nggak nyangka loh, ternyata Mas Emka tuh… seorang santri, dari tulisan-tulisanya saya kira mas MK tuh, orang Jakarta abis….. siapa yang nyangka kalau pria berambut gondrong itu orang asli Tuban Jawa timur, siapa yang nyangka pula kalau orang kaya mas MK rupanya pernah nongkrong di bangku kuliah jurusan sastra arab, sastra arab men…..

Mas MK ngaku, awalnya dia sama sekali nggak nyangka kalau ia diterjunin untuk neliti dunia malam, “Awalnya sih gue canggung, gue kan lugu….” Begitu ungkapnya. Betapa, ternyata pengalaman mas MK di dunia malem tuh sudah bertahun-tahun. Bisa dibilang dia tuh sudah masternya. Adalah sebuah realita, bahwa ruapanya di negara kita ini ada lho… komunitas malam yang mewajibvnya anggotanya untuk (Maaf) bugil setiap memasuki kawasan tersebut (Nah, loh nggak nyangka kan!). mas MK ngaku untuk meneliti hal-hal semacam itu dia harus terjun langsung (barangkali dia harus ikutan bugil kalu mau meneliti orang-orang bugil…. He…he….)

Kemarin sih sempat ada yang nanya begini “Mas… kalau semacam itu, berarti kita serba sulit juga, ini hubunganya dengan dosa ya, terus bagaimana mas MK bisa ‘menetralisirkan, perasaan semacam itu?” dengan agak gimana gitu mas MK menjawab, yang apa boleh buat, memang diakuinya, dari segi prinsip-prinsip dan ajaran yang dianut hal semacam itu tentu dosa, bagaimana melihat orang bugil tidak dosa ? tapi, yah itu tadi, kita harus bertarung, mengenyampingkan sesuatu yang namanya dosa itu tadi, yah itu urusan dengan tuhan, yang jelas sekali ia terjun ia takkan mengulanginya untuk yang kedua kali. Begitulah….

Pada akhir season ada juga yang nanya, pesen apa yang sebenarnya ingin disampaikan mas MK dalam tulisan-tulisannya itu, nyatanya lima puluh persen lebih dari tulisan mas MK lagi-lagi seputar ‘lendir’, minim dengan pesan moral, tentu saja tidak bisa dibandingkan karya-karya mas MK dengan Kang Abik misalnya, bukan pada jalurnya.

Menanggapi hal tersebut mas MK santai-santai saja, bahkan ia mengkiaskan tulisanya dengan berita-berita di media masa, “Apa berita-berita criminal, pembunuhan yang di tayangkan di tivi-tivi itu ada pesan moralnya?” begitu ia menkiaskan dengan kalimat Tanya. Tentu saja berita pembunuhan misalnya, tak ada pesan moralnya, hanya saja (Mungkin) orang bisa lebih berhati-hati dengan realita yang ada. Yah, kurang lebih begitulah….

0 komentar: