Tentang Sesuatu yang Sudah Berakhir

Berjalan.... sampai.... dan pulang

Dan sebuah kisah telah berakhir

Perlukah batu-batu tajam itu kubagikan?

Sepanjang jalan hingga kupulang

Banyak sekali peran yang kulakoni

Ingin kututup segala yang sudah-sudah

Biar ia membusuk dan kering dalam peti dadaku

Haruskah kuungkit bila kusakit

Takkan kukenang meski kutenang

Yang sudah terjadi sudah berlalu

Dan yang berlalu kini sudah berakhir

Memang tak semua kelam dan duka

Namun justru keindahan yang berlalu

Yang akan membuah sesak dan pilu

Ingin kuhapus semua yang pupus

Semua dan segala apa tanpa kecuali

Yang sudah terjadi sudah berlalu

Yang sudah berlalu kini sudah berakhir


Jujur, sebagai manusia akupun merasakan sesuatu yang lumrah yang biasa disebut cinta. Ya, aku pernah sinting gara-gara jatuh cinta. Bahkan sampai sekarang, kapanpun aku mau, aku bisa memejamkan mata dan merasakan hujaman-hujaman dari bekasnya yang masih belum benar-benar putih dari sini, dari dadaku. Hh…. Cinta, aku selalu kehabisan kata untuk mneyebutkan bahwa cinta itu memang aneh yang terkadang remeh, memang unik yang terkadang licik. Bahkan terkadang aku malu untuk mengatakan bahwa di dunia ini hal yang paling banyak membuatku menangis adalah cinta. Sungguh memalukan, dan tak seharusnya. Tapi manusia bisa apa kalau penyakit yang bernama cinta sudah bersinggasana di hatinya.

Tentang cinta, tak perlu lagi ada hal yang disembunyikan. Semuanya sama. Legitnya, asamnya, pahitnya, rasanya…..

Aku sendiri tak juga paham, mengapa cinta menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan terkadang cinta itu bisa lebih penting dari kehidupan itu sendiri, sehingga orang-orang yang tak punya benak akan mengakhiri kehidupan mereka bila cerita cinta mereka berakhir. Hh…. Lucu sekali.

Hei, aku tidak mentertawakan siapapun, aku hanya mentertawakan diriku sendiri yang pernah sinting gara-gara cinta. Memang…, cinta itu bisa dengan mudah membuat orang menjadi sinting.

Tentu kau pernah membaca novel, dan jujurlah dari sekian banyak novel yang kau baca, semuannya, tak satupun tidak, semuanya pasti mengusung teman ce-i-en-te-a CINTA, mulai dari dari novel dalam negeri sampai terjemahan, semua, paling banyak, mengutak-atik kisah cinta. Mulai dari novel best seller sampai bad seller, lagi-lagi menguingkan cinta. Tidak percaya? Sebutkan saja coba, novel yang tidak berpakaian tema cinta. Ada? Sudah kau temukan?

Sudahlah…. Tak perlu dibahas. Aku hanya ingin memuntahkan—entah kejengkelanku, entah kekagumanku—tentu saja tentang cinta.

Sedikit pengalamanku tentang cinta.

Sungguh, aku tak pernah mengira sebelumnya kalau aku—pernah—bisa merindukan seseorang melebihi rinduku pada ibuku. Dan hal itu ternyata sangat sulit bagiku. Memang kuakui, itu sungguh mengasyikan, tapi lama-lama aku menjadi lelah sendiri. Sudahlah.... aku kehabisan kata-kata........



1 komentar:

aku mengatakan...

Kadang Allah mendatangkan Petir, Menyembunyikan Matahari Dan kita menangis dan bertanya kemana hilangnya matahari, Rupanya kita tak tau akan diberi pelangi olehNya.